![]() |
http://blogsyaf.blogspot.com/ |
Sejarah menyebutkan bahwa Benua Amerika pertama kali
ditemukan oleh Christopher Columbus. Hal yang telah menjadi pengetahuan umum
semua anak manusia dibumi ini. Namun berbagai literatur dan bukti-bukti fisik
berupa prasasti, manuscript dan kabar berita lainnya menyebutkan lain, Bukan
Colombus lah penemu benua amerika Karena 70 tahun sebelum Columbus menjejakkan
kaki di amerika, daratan yang disangkanya India, Laksamana Muslim dari China
bernama Ceng Ho (Zheng He) telah mendarat di Amerika.
Bahkan berabad sebelum Ceng Ho, pelaut-pelaut Muslim dari Spanyol dan Afrika Barat telah membuat kampung-kampung di Amerika dan berasimilasi secara damai dengan penduduk lokal di sana. Penemu Amerika bukanlah Columbus. Penemu Amerika adalah Umat Islam. Mereka menikah dengan penduduk lokal, orang-orang Indian, sehingga menjadi bagian dari local-genius Amerika.
Bahkan berabad sebelum Ceng Ho, pelaut-pelaut Muslim dari Spanyol dan Afrika Barat telah membuat kampung-kampung di Amerika dan berasimilasi secara damai dengan penduduk lokal di sana. Penemu Amerika bukanlah Columbus. Penemu Amerika adalah Umat Islam. Mereka menikah dengan penduduk lokal, orang-orang Indian, sehingga menjadi bagian dari local-genius Amerika.
fakta lain yang menyebutkan bahwa columbus bukanlah
orang pertama yang menginjakkan kakinya di benua amerika adalah adanya suku
indian yang beragama islam yaitu Suku Indian Cherokee Menurut catatan ahli
sejarah dan ahli geografi muslim Al Masudi (871 - 957), Khashkhash Ibn Saeed
Ibn Aswad seorang navigator muslim dari Cordoba di Andalusia, telah sampai ke
benua Amerika pada tahun 889 Masehi. Dalam bukunya, ‘Muruj Adh-dhahab wa Maadin
al-Jawhar’ (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels), Al Masudi melaporkan
bahwa semasa pemerintahan Khalifah Spanyol Abdullah Ibn Muhammad (888 - 912),
Khashkhash IbnSaeed Ibn Aswad berlayar dari Delba (Palos) pada tahun 889,
menyeberangi Lautan Atlantik, hingga mencapai wilayah yang belum dikenal yang
disebutnya Ard Majhoola, dan kemudian kembali dengan membawa berbagai harta
yang menakjubkan.
Perlayaran melintasi Lautan
Atlantik dari Maroko dicatat juga oleh penjelajah laut Shaikh Zayn-eddin Ali
bin Fadhel Al-Mazandarani. Kapalnya berlepas dari Tarfay di Maroko pada zaman
Sultan Abu-Yacoub Sidi Youssef (1286 - 1307) raja keenam dalam dinasti Marinid.
Kapalnya mendarat di pulau Green di Laut Karibia pada tahun 1291. Menurut Dr.
Morueh, catatan perjalanan ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuwan Islam.
Sultan-sultan dari kerajaan Mali
di Afrika barat yang beribukota di Timbuktu, ternyata juga melakukan perjalanan
sendiri hingga ke benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul-Abbas Ahmad bin
Fadhl Al Umari (1300 - 1384) memerinci eksplorasi geografi ini dengan seksama.
Timbuktu yang kini dilupakan orang, dahulunya merupakan pusat peradaban,
perpustakaan dan keilmuan yang maju di Afrika. Ekpedisi perjalanan darat dan
laut banyak dilakukan orang menuju Timbuktu atau berawal dari Timbuktu.
Sultan yang tercatat melanglang
buana hingga ke benua baru saat itu adalah Sultan Abu Bakari I (1285 - 1312),
saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312 - 1337), yang telah melakukan dua
kali ekspedisi melintas Lautan Atlantik hingga ke Amerika dan bahkan menyusuri
sungai Mississippi.
Ada sejumlah literatur yang berangkat dari fakta-fakta
empirik bahwa umat Islam sudah hidup di Amerika beberapa abad sebelum Colombus
datang. Salah satunya yang paling popular adalah essay Dr. Youssef Mroueh, dari
Preparatory Commitee for International Festivals to celebrate the millennium of
the Muslims arrival to the Americas, tahun 1996, yang berjudul
"Precolumbian Muslims in America".
![]() |
http://blogsyaf.blogspot.com/ |
Dalam essaynya, Doktor Mroueh menulis, "Sejumlah
fakta menunjukkan bahwa Muslimin dari Spanyol dan Afrika Barat tiba di Amerika
sekurang-kurangnya lima abad sebelum Columbus. Pada pertengahan abad ke-10,
pada waktu pemerintahan Khalifah Umayyah, yaitu Abdurrahman III (929 – 961M),
kaum Muslimin yang berasal dari Afrika berlayar ke Barat dari pelabuhan Delbra
(Palos) di Spanyol, menembus "samudra yang gelap dan berkabut".
Setelah menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari
negeri yang "tak dikenal dan aneh". Ada kaum Muslimin yang tinggal
bermukim di negeri baru itu, dan mereka inilah kaum imigram Muslimin gelombang
pertama di Amerika."
Granada, benteng pertahanan terakhir umat Islam di
Eropa jatuh pada tahun 1492. Pada pertengahan abad ke-16 terjadilah pemaksaan
besar-besaran secara kejam terhadap orang-orang Yahudi dan Muslimin untuk
menganut agama Katholik, yang terkenal dalam sejarah sebagai Spanish
Inquisition. Pada masa itu keadaan orang-orang Yahudi dan orang-orang Islam
sangat menyedihkan, karena penganiayaan dari pihak Gereja Katolik Roma yang
dilaksanakan oleh inkuisisi tersebut. Ada tiga macam sikap orang-orang Yahudi
dan orang-orang Islam dalam menghadapi inkusisi itu: Pertama, yang tidak mau
beralih agama. Akibatnya mereka disiksa kemudian dieksekusi dengan dibakar atau
dipancangkan di kayu salib. Kedua, beralih agama menjadi Katholik Roma. Mereka
itu diawasi pula apakah memang berganti agama secara serius atau tidak.
Kelompok orang Islam yang beralih agama itu disebut kelompok Morisko, sedangkan
yang dari agama Yahudi disebut kelompok Marrano. Ketiga, melarikan diri atau
hijrah menyeberang Laut Atlantik yang dahulunya dinamakan Samudra yang gelap
dan berkabut. Inilah kelompok imigran gelombang kedua di negeri baru itu.
Penganiayaan itu mencapai puncaknya semasa Paus Sixtus V (1585-1590).
Sekurang-kurangnya ada dua dokumen yang menyangkut inkusisi ini. Yang pertama,
Raja Spanyol Carlos V mengeluarkan dekrit pada tahun 1539 melarang penduduk
bermigrasi ke Amerika Latin bagi keturunan Muslimin yang dihukum bakar dan dieksekusi
di kayu sula itu. Yang kedua dekrit itu diratifikasi pada 1543, dan disertai
perintah pengusiran Muslimin keluar dari jajahan Spanyol di seberang laut
Atlantik. Ini adalah bukti historis adanya imigran Muslimin gelombang kedua
sebelum tahun 1543 (dekrit kedua). Ada banyak literatur yang membuktikan adanya
kehadiran Muslimin gelombang pertama ke Amerika jauh sebelum zaman Columbus.
Bukti-bukti itu antara lain: Abul-Hassan Ali Ibnu Al-Hussain Al-Masudi
merupakan seorang pakar sejarah dan geografi yang hidup dari tahun 871-957 M.
Dalam karyanya yang berjudul "Muruj adh-dhahab wa maad aljawhar"
(Hamparan Emas dan Tambang Permata), Abu Hassan menulis bahwa pada waktu
pemerintahan Khalifah Abdullah Ibn Muhammad (888-912), penjelajah Muslim Khasykhasy
Ibn Sa’ied Ibn Aswad dari Cordova-Spanyol, telah berlayar dari Delba (Palos)
pada 889, menyeberang Samudra yang gelap dan berkabut dan mencapai sebuah
negeri yang asing (al-ardh majhul) dan kembali dengan harta yang mentakjubkan.
Pada peta Al-Masudi terbentang luas negeri yang disebutnya dengan al-ardh
majhul. [Al-Masudi: Muruj Adh-Dhahab, Vol. 1, P. 1385] Loe Weiner, pakar
sejarah dari Harvard University, dalam bukunya "Africa and the Discovery
of America" (1920) menulis bahwa Columbus telah mengetahui kehadiran
orang-orang Islam yang tersebar seluas Karibia, Amerika Tengah dan Utara,
termasuk Canada. Mereka berdagang dan telah melakukan asimilasi perkawinan
dengan orang-orang Indian dari suku Iroquois dan Algonquin. Geografer dan
pembuat peta bernama Al-Syarif Al-Idrisi (1099- 1166) menulis dalam bukunya
yang terkenal Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaaq (Ekskursi dari yang Rindu
Mengarungi Ufuq) bahwa sekelompok pelaut dari Afrika Utara berlayar mengarungi
Samudra yang gelap dan berkabut dari Lisbon (Portugal) dengan maksud
mendapatkan apa yang ada di balik samudra itu, betapa luasnya dan di mana
batasnya. Mereka menemukan pulau yang penghuninya bercocok tanam dan telah
mempergunakan bahasa Arab. Columbus dan para penjelajah Spanyol serta Portugis
mampu melayari menyeberang Samudra Atlantik dalam jarak sekitar 2400 km, adalah
karena bantuan informasi geografis dan navigasi dari peta yang dibuat oleh
pedagang-pedagang Muslimin, termasuk informasi dari buku tulisan Abul Hassan
Al-Masudi yang berjudul Akhbar az-Zaman. Tidak banyak diketahui orang, bahwa
Columbus dibantu oleh dua orang nakhoda Muslim pada waktu ekspedisi pertamanya
menyeberang transatlantik. Kedua kapten Muslim itu adalah dua bersaudara Martin
Alonso Pinzon yang menakodai kapal Pinta, dan Vicente Yanez Pinzon yang
menakodai kapal Nina.
![]() |
http://blogsyaf.blogspot.com/ |
Beberapa nama-nama suku Indian dan kepala sukunya juga
berasal dari akar kata bahasa Arab, seperti: Anasazi, Apache, Arawak, Cherokee
(Shar-kee), Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk,
Nazca, Zulu, dan Zuni. Kepala suku Indian Cherokee yang terkenal, Sequoyah yang
nama aslinya Sikwoya, merupakan ketua suku yang sangat terkenal karena beliau
menciptakan sillabel huruf-huruf (Cherokee Syllabary) bagi orang Indian pada
tahun 1821. Namanya diabadikan sebagai nama pohon Redwood yang tertinggi di
California,
sekarang dapat disaksikan di taman hutan lindung di utara San Francisco. Berlainan dengan gambaran stereotip tentang suku Indian yang selalu mengenakan bulu-bulu burung warna-warni di kepalanya, seperti yang banyak digambarkan para seniman Barat selama ini, Sequoyah selalu mengenakan sorban. Dia tidak sendirian, masih banyak ketua suku Indian yang mengenakan tutup kepala gaya orang Islam. Mereka adalah Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Bahkan sebagian dari mereka mengenakan penutup kepala yang khas Arab seperti ditunjukkan pada foto-foto tahun 1835 dan 1870 Orang-orang Indian Amerika juga memegang nilai ketuhanan dengan mempercayai adanya Tuhan yang menguasai seluruh alam semesta ini, dan Tuhan tersebut tidak teraba oleh panca indera. Mereka juga meyakini bahwa tugas utama manusia diciptakan oleh Tuhan adalah untuk memuja dan menyembahnya. Seperti penuturan seorang kepala suku Ohiyesa: "In the life of the Indian, there was only inevitable duty -the duty of prayer- the daily recognition of the Unseen and the Eternal". Di dalam Al Qur’an, kita diberitahukan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin adalah semata-mata demi untuk beribadah kepada Allah SWT.
Sumber Artikel : http://www.poztmo.com/2012/02/sejarah-benua-amerika.html .
sekarang dapat disaksikan di taman hutan lindung di utara San Francisco. Berlainan dengan gambaran stereotip tentang suku Indian yang selalu mengenakan bulu-bulu burung warna-warni di kepalanya, seperti yang banyak digambarkan para seniman Barat selama ini, Sequoyah selalu mengenakan sorban. Dia tidak sendirian, masih banyak ketua suku Indian yang mengenakan tutup kepala gaya orang Islam. Mereka adalah Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago, dan Yuchi. Bahkan sebagian dari mereka mengenakan penutup kepala yang khas Arab seperti ditunjukkan pada foto-foto tahun 1835 dan 1870 Orang-orang Indian Amerika juga memegang nilai ketuhanan dengan mempercayai adanya Tuhan yang menguasai seluruh alam semesta ini, dan Tuhan tersebut tidak teraba oleh panca indera. Mereka juga meyakini bahwa tugas utama manusia diciptakan oleh Tuhan adalah untuk memuja dan menyembahnya. Seperti penuturan seorang kepala suku Ohiyesa: "In the life of the Indian, there was only inevitable duty -the duty of prayer- the daily recognition of the Unseen and the Eternal". Di dalam Al Qur’an, kita diberitahukan bahwa tujuan penciptaan manusia dan jin adalah semata-mata demi untuk beribadah kepada Allah SWT.
Sumber Artikel : http://www.poztmo.com/2012/02/sejarah-benua-amerika.html .
Copyright Poztmo.com
- Under Common Share Alike Atribution.
0 comments:
Post a Comment